SELAMAT DATANG DI PERGURUAN PENCAK SILAT TALAGO BIRU - MARI KITA JALIN SILATURRAHIM SESAMA MUSLIM

Selasa, 26 Februari 2013

PROSESI UJIAN KENAIKAN TINGKAT PESILAT


LATIHAN DAN KENAIKAN TINGKAT PESILAT TALAGO BIRU

UJIAN KENAIKAN TINGKAT PPS TALAGO BIRU CABANG KOTO BARU-MANINJAU








GURU MEMBERIKAN PENGARAHAN DAN KATA PENGANTAR


PEMANASAN SEBELUM KENAIKAN TINGKAT

PROSESI PEMBUKAAN UJIAN KENAIKAN TINGKAT


Kamis, 14 Februari 2013

MENGURAI KESESATAN IHYA' ULUMUDDIN


http://asysyariah.com/mengurai-kesesatan-ihya-ulumuddin.html
Oleh : Al-Ustadz Abu ‘Utsman ‘Ali, Lc.

Tak banyak yang tahu, Ihya` ‘Ulumiddin, kitab yang banyak dipuja orang ini, merupakan salah satu gudangnya kemungkaran. Kajian berikut memang tidak memaparkannya secara keseluruhan. Namun cukuplah menjadi peringatan bagi kita semua agar tidak lagi menggeluti buku ini terlebih mengagungkannya.

Ahlus Sunnah Wal Jamaah merupa-kan suatu umat yang senantiasa berupaya untuk komitmen di atas kemurnian agama, serta bersikap tegas terhadap segala bentuk penyimpangan atau upaya sego-longan orang yang akan mengaburkan As-Sunnah.
Rasulullah n bersabda:

“Yang paling aku takutkan menimpa umatku ialah imam-imam yang menyesat-kan.” (HR. Abu Dawud, 4/4252 dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, jilid 4 no. 1586)
Abdurrahman bin Abu Hatim Ar-Razi berkata: “Aku mendengar bapakku dan Abu Zur’ah, keduanya memerintahkan untuk memboikot ahlul bid’ah. Keduanya sangat keras terhadap mereka, dan mengingkari pemahaman kitab (Al-Qur`an, red.) dengan akal semata tanpa bersandar dengan atsar (hadits, red.), melarang duduk bersama ahlul kalam (kaum filsafat), dan melihat kitab-kitab ahlul kalam.” (Syarh Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah wal Jama’ah, hal. 322)
Ibnu Mas’ud z berkata: “Kalian akan mendapati segolongan kaum yang menyangka bahwa mereka menyeru kepada Kitabullah, namun hakekatnya mereka telah melemparkannya ke belakang punggung-punggung mereka.” (Al-Ibanah, 1/322)
Mengingat hal ini, akan kami paparkan secara ringkas tentang kitab Ihya` ‘Ulumiddin yang selalu dibanggakan segolongan orang. Bahkan dianggap sebagai literatur yang sarat akan bimbingan aqidah dan akhlak!
Berikut beberapa kesalahan yang terdapat dalam kitab Ihya` ‘Ulumiddin dan bantahannya secara global.

1. Dalam pembahasan sifat-sifat Allah I, Al-Ghazali terkadang melakukan penakwilan ayat-ayat yang berkenaan dengan sifat-sifat Allah I.
Ahlus Sunnah Wal Jamaah selalu meyakini bahwa sifat-sifat Allah I tidak boleh disamakan dengan sifat makhluk, tidak boleh ditanyakan tentang bagaimana keadaannya, tidak boleh menakwilkan dengan sesuatu yang keluar dari makna dhahir sebagaimana yang telah diyakini salafus shalih, dan tidak boleh pula mengingkarinya. (lihat Fathur Rabbil Bariyyah bi Talkhisil Hamawiyyah, hal. 27-28)
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahab Al-Wushabi hafizhahullah berkata: “Tauhid asma wash shifat adalah mengesakan Allah I pada apa yang telah Dia namakan diri-Nya sendiri dengannya atau dengan apa yang telah dinamakan Rasulullah n, dan mengesakan Allah I pada apa yang Dia sifatkan terhadap diri-Nya atau yang telah Rasulullah n sifatkan untuk-Nya, tanpa mempertanyakan bagai-mananya (kaifiyah), atau menyerupakannya dengan makhluk, memalingkan maknanya, dan mengingkarinya. (Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid, hal. 81)
Sebagai contoh, Al-Ghazali telah menakwilkan makna istiwa` (artinya naik di atas ‘Arsy) dengan istaula (menguasai). (lihat Ihya` ‘Ulumiddin, jilid 1 sub pemba-hasan Aqidah)
Hal ini telah menyelisihi Al-Qur`an, As-Sunnah, dan ijma’ para salafush shalih.
Allah I berfirman:

“Sucikan Rabbmu yang Maha Tinggi.” (Al-A’la: 1)

“Sesungguhnya Allah itu Maha Tinggi dan Maha Besar.” (An-Nisa`: 34)

“Ar-Rahman ber-istiwa` di atas ‘Arsy-Nya.” (Thaha: 5)
Rasulullah n bersabda:

“Ketika Allah menentukan ketentuan makhluk, maka Dia tulis dalam Kitab-Nya yang ada di sisi-Nya, di atas ‘Arsy…” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Al-Imam Al-Qurthubi t berkata: “Tidak ada satupun salafush shalih yang mengingkari bahwa Allah I benar-benar ber-istiwa` di atas Arsy-Nya. Yang tidak mereka ketahui adalah bagaimana cara ber-istiwa`.  Dan sungguh hal itu tidaklah diketahui hakekatnya.” (Muhammad bin ‘Utsman bin Abi Syaibah wa Kitabuhu Al-’Arsy, hal. 187)
2. Al-Ghazali berkata tentang ilmu kalam: “Dia merupakan penjaga aqidah masyarakat awam dan yang melindungi dari berbagai kerancuan para ahli bid’ah. Dan perumpamaan ahli ilmu kalam adalah seperti penjaga jalan bagi para jamaah haji.” (Ihya` ‘Ulumiddin, 1/22)
Aqidah yang bersih akan selalu terbangun di atas pondasi yang benar berlandaskan Al-Qur`an dan As-Sunnah dengan pemahaman salaful ummah. Adapun ilmu kalam adalah belenggu yang menjadikan orang terlena dengan akal, sehingga akan menjauh dari hakekat kemurnian aqidah.
Allah I berfirman:

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi mereka yang mengharap Allah dan hari kiamat, dan dia banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab: 21)
Asy-Syaikh As-Sa’di t: “Contoh yang baik adalah Rasulullah n. Orang yang mengambil suri teladan darinya berarti telah menempuh suatu jalan yang akan menyam-paikan kepada kemuliaan Allah I. Inilah jalan yang lurus.”
Al-Imam Al-Barbahari t: “Ketahui-lah –semoga Allah I merahmatimu–, sungguh tidaklah muncul kezindiqan, kekufuran, keraguan, bid’ah, kesesatan, dan kebingungan dalam agama kecuali akibat ilmu kalam, ahli ilmu kalam, debat, berbantahan, dan perselisihan.” (Syarhus Sunnah, hal. 93)
Ibnu Rajab t berkata: “Mengikuti ocehan ahli ilmu kalam dan filsafat merupakan kerusakan yang nyata. Tak sedi-kit orang yang mencoba menyelami  perkara itu akhirnya berlumuran dengan berbagai kotorannya, sebagaimana ucapan Al-Imam Ahmad: ‘Tidaklah orang yang melihat ilmu kalam kecuali akan terpengaruh dengan Jahmiyyah’. Beliau dan para ulama salaf lainnya selalu memperingatkan dari ahli ilmu kalam walaupun (ahli ilmu kalam itu) berniat membela As-Sunnah.” (Fadhlu ‘Ilmis Salaf ‘alal Khalaf, hal. 43)
Abdurrahman Muhammad Sa’id Dimasyqiyah berkata: “Ilmu kalam –yang telah disepakati Al-Imam Malik, Abu Hani-fah, Ahmad, dan Asy-Syafi’i sebagai suatu yang bid’ah– tidak akan mungkin menjadi penjaga aqidah dari berbagai bid’ah. Karena ilmu kalam itu sendiri adalah bid’ah.” (Abu Hamid Al-Ghazali ‘Aqida-uhu wa Tashawwufuhu hal. 9)
Sungguh malang nasib pengagum ilmu kalam. Na’udzubillahi min dzalika (Kita berlindung kepada Allah I dari hal itu).
3. Al-Ghazali membagi ilmu menjadi dua bagian:
a. Ilmu dhahir: ilmu muamalah.
b. Ilmu batin: ilmu kasyaf. (Ihya` ‘Ulumiddin, 1/19-21)
Keyakinan bahwa ilmu kasyaf merupa-kan puncak ilmu merupakan hal yang umum di kalangan para Shufi! Kasyaf menurut keyakinan Shufi adalah tersingkap-nya hijab di hadapan para wali Shufi, sehingga dia bisa melihat dan mengetahui sesuatu yang ghaib tanpa melalui indera perasa. Namun ilmu kasyaf adalah ilmu yang terilhamkan dalam hati. (Ash-Shufiyah wa Ta‘atstsu-ruha bin Nashraniyyah wal Yahudiyyah, hal. 114)
Sungguh menakutkan keadaan mere-ka. Bukankah Allah I telah berfirman:

“Katakanlah tidak ada siapapun yang ada di langit dan di bumi yang mengetahui suatu yang ghaib selain Allah.” (An-Naml: 65)

“(Dialah) Yang Maha Mengetahui perkara ghaib dan tidak menampakkannya kepada siapapun, kecuali kepada utusan-Nya yang telah Dia ridhai. Sesungguhnya Dia memberikan penjagaan (dengan para malaikat) dari depan dan belakangnya.” (Al-Jin: 26-27)
Ibnu Katsir t berkata: “Sesungguh-nya Dia mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dan sungguh tidak ada makhluk-Nya yang bisa mengetahui ilmu-Nya kecuali yang Allah I beritahukan kepadanya.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/462)
Rasulullah n bersabda:

“Ada lima perkara yang tidak diketahui kecuali oleh Allah.”
Kemudian beliau membaca ayat:

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman: 34) [HR. Ahmad, 5/353. Dihasankan Asy-Syaikh Muqbil t dalam Shahihul Jami’, 6/361]
Ibnu Hajar t berkata: “Ilmu ghaib merupakan sifat khusus bagi Allah I. Dan segala perkara ghaib yang Nabi n kabarkan merupakan sesuatu yang dikabarkan Allah I kepadanya. Dan tidaklah beliau mengeta-hui dari dirinya sendiri.” (Fathul Bari, 9/203)
Adanya keyakinan kasyaf merupakan upaya penghinaan kepada Allah I.
4. Penafsiran ayat secara ilmu batin dan keluar dari kaedah-kaedah salaf. Seba-gai contoh Al-Ghazali menafsirkan firman Allah I:

“Dan jauhkan aku serta keturunanku dari penyembahan terhadap berhala.” (Ibrahim: 35)
Al-Ghazali menyatakan bahwa yang dimaksud berhala adalah dua batu, yaitu emas dan perak! (Ihya` ‘Ulumiddin, 3/235)
Cara seperti ini merupakan tipudaya setan, karena hanya akan menjadikan seseorang keluar dan menyeleweng dari pemahaman salafush shalih.
Allah I berfirman:

“Katakanlah, jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali ‘Imran: 31)

“Dan barangsiapa menentang Rasul setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, maka Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami jadikan ia di Jahannam. Dan Jahannam adalah sejelek-jelek tempat kembali.” (An-Nisa`: 115)
Ilmu batin menurut Shufiyyah adalah rahasia-rahasia ilmu yang ganjil, dan hanya diketahui oleh orang-orang Shufi yang berbicara dengan lisan yang abadi. (Majmu’ Fatawa, 13/231)
Keadaan ini menyerupai orang-orang bathiniyyah Qaramithah yang menafsirkan Al-Qur`an secara ilmu batin, seperti shalat berarti doa, puasa berarti menahan rahasia, haji bermakna safar dan berkunjung kepada guru serta para syaikh. (Majmu’ Fatawa, 13/236)
5. Al-Ghazali terpengaruh dengan suluk orang-orang Cina dan kependetaan dalam Nasrani. (Ihya` ‘Ulumiddin, 3/334)
Ia berkata: “Upaya para wali dalam penyucian, pencerahan, kebersihan, dan keindahan jiwa sehingga suatu kebenaran menjadi gemerlap, nampak dan bersinar sebagaimana dilakukan orang-orang Cina. Dan demikianlah upaya kaum cendekiawan dan ulama untuk meraih dan menghiasi ilmu, sehingga terpatri indah dalam hati sebagaimana yang dilakukan orang-orang Romawi.” (Ihya` ‘Ulumiddin, 3/24)
Bahkan hubungan manis antara Shufiyyah dengan Nasrani dinyatakan Ibrahim bin Adham. Ia berkata: “Aku mempelajari ma’rifat dari seorang pendeta bernama Sam’an dan aku pernah masuk ke dalam tempat ibadahnya.” (Talbis Iblis, hal. 137)
Abdurrahman Al-Badawi berkata: “Sungguh, kalangan Shufiyyah dari kaum Muslimin menganggap tidak mengapa untuk mendengarkan pelajaran-pelajaran para pendeta dan perihal olah batin mereka karena terdapatnya faedah, walaupun hal itu datang dari Nasrani. (Ash-Shufiyyah wa Ta`atstsuruha bin Nashraniyyah wal Yahudiyyah, hal. 64)
Anggapan seperti ini sangatlah naif, dan hanya akan melumpuhkan serta menelanjangi seseorang dari al-wala` wal-bara`. Allah I berfirman:

“Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Al-Hasyr: 19)

“Kemudian kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat dari urusan itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (Al-Jatsiyah: 18)
Rasulullah n bersabda:

“Benar-benar kalian akan mengikuti kebiasaan orang-orang yang sebelum kalian…” (HR. Al-Bukhari no. 3456 dan Muslim no. 2669)

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk mereka.” (HR. Abu Dawud, 2/74. Dan dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Adabuz Zifaf hal. 116)
Bahkan Rasulullah n dengan jelas menyatakan:

“Tidak ada kependetaan dalam Islam.” (Dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah, 4/7)
Sungguh perilaku Shufiyyah merupa-kan virus pluralisme yang akan selalu bergulir seperti bola liar dengan kemerdekaan berfikir tanpa batas (freedom of thinking is every-thing).
6. Menurut Al-Ghazali, martabat kenabian bisa diraih seorang Shufi dari sisi turunnya ilham Ilahi di dalam hatinya. (Ihya`, 3/18-19)
Menurut para Shufi, ilham adalah pancaran ilmu kepada para syaikh dan wali dari Allah I, yang tercurahkan dalam hati, yang bisa didapatkan baik saat terjaga ataupun tidur, sehingga terbukalah rahasia ilmu yang ada di Lauhul Mahfuzh. Hal ini terkadang mereka namakan ilmu laduni, yang tidak akan berakhir seperti berhentinya wahyu kepada para nabi. (Ash-Shufiyah wa Ta`atstsuruha bin Nashraniyyah wal Yahudiyyah, hal. 114-115)
Bahkan Al-Ghazali berkata: “Sesung-guhnya hati, di hadapannya siap tergelar hakekat sesuatu yang haq dalam semua urusan. Bahkan tercurahkan segala bentuk yang rahasia dan tersingkap dengan mata hati, menjadikan apa yang tertulis di Lauhul Mahfuzh terpampang, sehingga bisa mengetahui apa yang akan terjadi.”
Kemudian beliau menambahkan: “Berbagai urusan tersingkap bagi para nabi dan wali. Dan suatu cahaya tertuang dalam hati mereka yang didapatkan tanpa belajar, mengkaji, menulis, dan buku-buku, yang diraih dengan zuhud di dunia. (Ihya` ‘Ulumiddin, 3/18-19)
Beliau juga berkata: “Sesungguhnya ilmu-ilmu yang didapatkan para nabi dan wali itu melalui pintu batin atau melalui hati, dan melalui pintu yang terbuka dari alam malakut/ Lauhul Mahfuzh.” (Ihya` ‘Ulu-middin, 3/20)
Abdurrahman Muhammad Sa’id Dimasyqiyah berkata: “Perkataan Al-Gha-zali tentang kenabian merupakan kepan-jangan tangan Ibnu Sina yang menganggap bahwa para nabi memiliki tiga kekuatan: kekuatan kesucian, kekuatan khayalan, ke-kuatan perasaan dan batin.” (Abu Hamid Al-Ghazali ‘Aqidatuhu wa Tashaw-wufuhu hal. 35)
Abdurrahman Muhammad Sa’id Dimasyqiyah menukilkan ucapan Al-Ghazali dalam kitab Al-Jawahirul Ghali: “Tidak ada perbedaan sedikitpun antara wahyu dan ilham, bahkan dalam kehadiran malaikat yang memberikan faedah ilmu. Sesungguh-nya ilmu didapatkan dalam hati kita dengan perantara para malaikat.” (Abu Hamid Al-Ghazali ‘Aqidatuhu wa Tashawwufuhu hal. 38)
Ibnu Taimiyyah t berkata: “Sesung-guhnya yang terkandung dalam ucapan mereka adalah bahwa berita-berita dari Rasulullah n tidaklah berfaedah sedikitpun dalam sisi ilmiah. Bahkan hal yang seperti itu bisa diraih oleh setiap orang dengan musyahadah1, nur, dan kasyaf.” (Dar`u Ta’arudhil ‘Aql wan Naql, 5/347)
Al-Ghazali bahkan menghina para fuqaha dengan ucapannya: “Para fuqaha hanyalah sekedar ulama dunia dan tugas mereka tidak lebih dari itu.” (Ihya` ‘Ulumiddin, 1/18)
Ibnul Jauzi t berkata: “Kebencian-nya kepada para fuqaha merupakan kezindiqan terbesar. Karena para fuqaha selalu menghadirkan fatwa-fatwa tentang kesesatan dan kefasikan mereka. Dan sungguh al-haq itu berat sebagaimana beratnya zakat.” (Talbis Iblis hal. 374)
Abdurrahman Muhammad Sa’id Dimasyqiyyah berkata: “Fiqih merupakan suatu upaya untuk membenahi sesuatu yang dhahir dan yang batin. Allah I berfirman:

“Akan tetapi orang-orang munafiq tidaklah memahami.” (Al-Munafiqun: 7)
Jikalau hati-hati mereka bersih dan tercermin dalam dhahir-dhahirnya, sungguh mereka adalah orang yang memahami. Ingatlah pemimpin para fuqaha, Ibnu ‘Abbas c yang didoakan oleh Nabi n: ‘Ya Allah, fahamkanlah dia dalam urusan agama’.” (Abu Hamid Al-Ghazali ‘Aqida-tuhu wa Tashawwufuhu hal. 45)
Perilaku Shufiyyah merupakan pintu kesombongan, kecongkakan dan sikap ekstrim dalam memposisikan diri mereka. Mereka telah melupakan Rasulullah n sebagai seorang nabi yang membawa kesempurnaan syariat dan akhlak yang mulia. Allah I berfirman:

“Hari ini telah Aku sempurnakan agama kalian dan telah Aku sempurnakan kepada kalian nikmat-Ku dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagi kalian.” (Al-Ma`idah: 3)

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah.” (Ali ‘Imran: 164)
7. Tentang ajaran wihdatul wujud, Al-Ghazali berkata menyebutkan tingkatan orang-orang shiddiqin: “Mereka adalah segolongan kaum yang melihat Allah I dalam keesaan-Nya. Dengan-Nya, mereka melihat segala sesuatu. Dan tidaklah mereka melihat dalam dua tempat selain dari-Nya, dan tidaklah mereka memperhatikan alam wujud selain Dia. Inilah memperhatikan de-ngan pandangan tauhid. Hal ini meng-ajarkan kepadamu bahwa yang bersyukur adalah yang disyukuri. Dan dia adalah yang mencintai dan yang dicintai2. Inilah pan-dangan seseorang yang mengetahui bahwa tidaklah ada di alam yang wujud ini melainkan Dia.” (Ihya` ‘Ulumiddin, 4/86)
Bahkan terdapat keterikatan yang kuat antara Al-Ghazali dan Al-Hallaj yang meyakini aqidah wihdatul wujud, bahkan sebagai puncak dari tauhid. (Ihya` ‘Ulumiddin, 4/247)
Ibnu Taimiyyah t berkata memban-tah keyakinan yang bejat ini: “Para salaf mengkafirkan Jahmiyah karena perkataan mereka bahwa Allah I berada di semua tempat. Di antara bentuk pengingkaran para salaf adalah: Bagaimana mungkin Allah I berada di perut, di tempat-tempat kotor, di tempat-tempat sunyi? Maha Tinggi Allah dari perkara tersebut! Lalu bagaimana-kah dengan mereka yang menjadikan perut, tempat-tempat kotor, tempat-tempat sunyi, barang-barang najis, dan kotoran-kotoran sebagai bagian dari Dzat-Nya?” (Majmu’ Fatawa, 2/126)
Ahlus Sunnah meyakini bahwa Allah I ber-istiwa` di atas ‘Arsy dan Allah I tidak membutuhkan ‘Arsy. Dan Allah I tidaklah serupa dengan makhluk dalam segala sifat-Nya.
Allah I berfirman:

“Ar-Rahman ber-istiwa` di atas ‘Arsy.” (Thaha: 5)

“Sesungguhnya Rabb kalian telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari kemudian ber-istiwa` di atas Arsy.” (Yunus: 3)

“Tidaklah Allah serupa dengan apapun dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Asy-Syura: 11)
8. Ajaran khalwat atau menyendiri dan menyepi, dan kesalahan dalam memahami ‘uzlah. Al-Ghazali berkata: “Dalam ‘uzlah (menyingkir dan menjauhi umat), ada jalan keluar (kedamaian). Adapun dalam ber-amar ma’ruf dan nahi mungkar akan meninggalkan perselisihan dan membangkit-kan kedengkian hati. Dan siapapun yang mencoba beramar ma’ruf niscaya keba-nyakannya akan menyesal.” (Ihya` ‘Ulumiddin, 2/228)
Bahkan dengan khalwat akan tersing-kap kehadiran Rabb dan nampak baginya Al-Haq. (Ihya` ‘Ulumiddin, 3/78)
Syarat-syarat khalwat menurut kaum Shufi:
q Meminta bantuan dengan ruh para syaikh, dengan perantara gurunya.
q Menyibukkan diri dengan dzikir sehingga nampak Allah I baginya.
q Bertempat di ruangan yang gelap dan jauh dari suara serta gerakan manusia.
q Tidak berbicara.
q Tidak memikirkan kandungan makna Al-Qur`an dan hadits, karena akan menyibukkan dari dzikir yang sebenarnya.
q Tidak boleh masuk dan keluar dari tempat khalwat kecuali dengan izin dari syaikhnya.
q Selalu mengikat hati dengan mengingat syaikh. (Ash-Shufiyah wa Ta‘atstsuruha bin Nashraniyyah wal Yahudiyyah, hal. 186)
Ini merupakan amalan-amalan yang akan menguburkan nilai-nilai agama yang suci, akibat salah memahami ‘uzlah dan upaya meniru gaya kependetaan.
Makna ‘uzlah bukanlah khalwat ala Shufiyyah yang rancu. Maknanya adalah menjauhi suatu fitnah agar tidak menimpa-nya, baik itu di dalam rumah ataupun di suatu tempat, yang apabila telah hilang fitnah tersebut maka dia kembali melakukan amar ma’ruf nahi mungkar, berdakwah, dan berjihad di jalan-Nya. (lihat Ash-Shufiyyah wa Ta`atstsuruha bin Nashraniyyah wal Yahudiyyah, hal. 188)
Suatu fitnah harus dihadapi dengan ilmu dan bimbingan yang benar, bukan dengan sikap emosional atau mengekor pola-pola orang kafir. (baca kitab Al-Qaulul Hasan fi Ma’rifatil Fitan)
9. Al-Ghazali lebih mengutamakan as-sama’ (mendengarkan nasyid dan dendang kerohanian) daripada membaca Al-Qur`an. Setelah menceritakan keutamaan as-sama’, beliau berkata: “Dan apabila hati telah terbakar (mabuk) dalam kecintaan kepada Allah I, maka untaian bait syair yang aneh akan lebih membangkitkan sesuatu yang tidak bisa dibangkitkan dengan membaca Al-Qur`an.” (Ihya` ‘Ulumid-din, 2/301)
Keganjilan kaum Shufi ini merupakan sesuatu yang tidak pernah dilakukan para shahabat. Ibnu Taimiyyah t berkata: “Berkumpul untuk mendengarkan dendang-an-dendangan rohani baik yang diiringi tepuk tangan, dawai, ataupun rebana, merupakan sesuatu yang tidak pernah dilakukan para shahabat, baik Ahlush Shuffah atau yang lainnya. Demikian pula para tabi’in (tidak pernah melakukannya).” (Majmu’ Fatawa, 11/57)
Al-Imam Asy-Syafi’i t berkata: “Tidaklah aku tinggalkan Baghdad kecuali telah muncul at-taghbir (dendang kero-hanian) yang dibuat orang-orang zindiq, yang hanya menghalangi manusia dari Al-Qur`an. Dan Yazid bin Harun berkata: “Tidaklah melakukan at-taghbir kecuali orang fasiq.” (Majmu’ Fatawa, 11/569)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah t berkata: “Orang yang membiasakan men-cari semangat dengan as-sama’ niscaya tidak akan lembut dan senang hatinya dengan Al-Qur`an. Dan dia tidak akan mendapatkan apapun saat mendengarkan Al-Qur`an sebagaimana ketika mendengarkan bait-bait syair. Bahkan apabila mendengarkan Al-Qur`an, dia akan mendengarkan dengan hati dan lisan yang lalai.” (Majmu’ Fatawa, 11/568)
Orang-orang Shufi telah melupakan firman Allah I:

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah apabila diingatkan tentang Allah maka hati-hati mereka bergetar, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan mereka.” (Al-Anfal: 2)

“Ketahuilah bahwa dengan mengingat Allah hati akan tenang.” (Ar-Ra’d: 28)
10. Kesalahan yang fatal dalam memahami makna tawakkal, sehingga menghilangkan sebab yang harus ditempuh. Al-Ghazali berkata: “Telah diceritakan dari Banan Al-Hammal: ‘Suatu hari saya dalam perjalanan pulang dari Mesir, dan saya membawa bekal keperluanku. Datanglah kepadaku seorang wanita dan menase-hatiku: ‘Wahai Banan, engkau adalah tukang pembawa yang selalu membawa bekal di punggungmu dan engkau menyang-ka bahwa Dia tidak memberimu rizki?’ Banan berkata: ‘Maka aku buang bekalku’.” (Ihya` ‘Ulumiddin, 4/271)
Hal ini sangatlah berseberangan dengan bimbingan Al-Qur`an dan As-Sunnah. Allah I berfirman:

“Hendaknya kalian mengambil bekal, dan sebaik-baik bekal adalah takwa.” (Al-Baqarah: 197)
Asy-Syaikh As-Sa’di t berkata: “Allah I memerintahkan untuk membawa bekal bagi safar yang mubarak (diberkahi) ini (yakni haji). Sesungguhnya persiapan bekal akan mencukupinya dan bisa mencegah dari harta orang lain, tidak mengemis dan meminta bantuan. Bahkan dengan memperbanyak bekal akan bisa menolong para musafir.” Kemudian beliau berkata: “Adapun bekal yang hakiki yang akan terus bermanfaat di dunia dan di akhirat adalah bekal takwa, inilah bekal untuk menuju rumah abadi.” (Taisirul Karimirrahman hal. 74)
Al-Ghazali berkata: “Barangsiapa menyimpan persediaan makanan untuk 40 hari atau kurang dari itu, maka akan terharamkan dari al-maqam al-mahmud (kedudukan terpuji) yang dijanjikan kepada orang yang bertawakkal di akhirat kelak.” (Ihya` ‘Ulumiddin, 4/276)
Al-’Iraqi berkata setelah menyebutkan hadits bahwa Rasulullah n mempersiapkan makanan untuk keluarganya selama satu tahun yang diriwayatkan Al-Imam Al-Bukhari: “Apakah Rasulullah n telah keluar dari tingkatan orang-orang yang berta-wakkal, sebagaimana yang diterangkan Al-Ghazali dalam manhajnya yang rusak dalam masalah tawakkal?” (Abu Hamid Al-Ghazali ‘Aqidatuhu wa Tashawwufuhu hal. 79)
Bahkan ketika orang-orang Nasrani menyerbu negeri Baghdad, ia lebih memilih untuk ber-khalwat daripada berjihad. (Abu Hamid Al-Ghazali ‘Aqidatuhu wa Tashawwufuhu hal. 89)
11. Menjauhi suatu yang fitrah, bahkan yang diperintahkan Rasulullah n, seperti nikah.
Al-Ghazali berkata: “Barangsiapa menikah maka sungguh dia telah cenderung kepada dunia.” (Ihya` ‘Ulumiddin, 3/101)
Hal ini sangat menyelisihi sabda Rasulullah n:

“Menikahlah kalian, sesungguhnya aku berbangga dengan banyaknya umat dari kalian, dan janganlah kalian meniru kependetaan Nasrani.” (Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, 4/385, hadits no. 1782. Beliau mengatakan hadits ini diriwayatkan Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra, 7/78)

Peringatan Ulama Salaf terhadap Kitab Ihya` ‘Ulumiddin3
Asy-Syaikh Abdul Lathif bin Abdur-rahman Alusy Syaikh berkata: “Di dalam kitab Ihya`, beliau (yakni Al-Ghazali) menu-lis dengan metode filsafat dan ilmu kalam dalam banyak pembahasan yang berkaitan dengan permasalahan ketuhanan dan teologi, serta membingkai filsafat dengan syariat. Ibnu Taimiyyah berkata: ‘Namun Abu Hamid telah memasuki ruang lingkup ilmu filsafat dalam banyak hal, yang Ibnu ‘Aqil menyatakan ilmu filsafat sebagai bagian dari zindiq’.
Ibnul ‘Arabi, murid Al-Ghazali mengatakan: “Guru kami Abu Hamid telah masuk dalam cengkeraman ilmu filsafat, dan beliau ingin melepaskannya namun tidak berhasil.”4
Abu ‘Ali Ash-Shadafi berkata: “Syaikh Abu Hamid terkenal dengan berbagai berita buruk dan memiliki karya yang besar. Beliau sangat ekstrim dalam tarekat Shufiyyah dan mencurahkan waktunya untuk membela madzhabnya, bahkan menjadi penyeru dalam Shufiyyah. Beliau mengarang berba-gai tulisan yang terkenal dalam hal ini dan membahasnya dalam berbagai tempat, sehingga mengakibatkan umat berburuk sangka kepadanya. Sungguh Allah Yang Maha Tahu rahasianya. Dan penguasa di tempat kami di negeri Maghrib –berdasarkan fatwa para ulama– telah memerintahkan untuk membakar dan menjauhi karyanya.”
Adz-Dzahabi berkata: “Karyanya ini penuh dengan musibah yang sungguh sangat tidak menyenangkan.”
Ahmad bin Shalih Al-Jaili: “(Al-Ghazali adalah) seorang yang fatwa-fatwa-nya terbangun dari sesuatu yang tidak jelas. Di dalamnya banyak riwayat-riwayat yang dicampuradukkan antara sesuatu yang tsabit/jelas dengan yang tidak tsabit. Demi-kian pula apa yang dia nisbatkan kepada para ulama salaf, tidak mungkin untuk dibenarkan semuanya. Ia juga menyebutkan berbagai kejadian-kejadian para wali dan renungan-renungan para wali sehingga mengagungkan posisi mereka. Ia mencam-purkan sesuatu yang manfaat dan yang berbahaya.”
Abu Bakr Ath-Thurthusi berkata: “Abu Hamid telah memenuhi kitab Ihya` dengan berbagai kedustaan atas nama Rasulullah n. Dan tidaklah ada di atas bumi yang lebih banyak kedustaan darinya, sangat kuat keterikatannya dengan filsafat dan risalah Ikhwanush Shafa, yaitu segolongan orang yang menganggap bahwa kenabian adalah sesuatu yang bisa diraih manusia biasa dan mu’jizat hanyalah halusinasi dan khayalan.”
Semoga Allah I selalu menjaga kita dari tipu daya, kesesatan dan makar setan.
Wallahu a’lam.

1 Musyahadah menurut kalangan Shufi adalah melihat kehadiran Allah I yang kemudian memberikan/membuka rahasia-rahasia-Nya kepada hamba-Nya.
2 Maksudnya dia telah bersatu dengan Allah, sehingga tidak lagi terpisah antara dia dengan Allah.
3 Diambil dari kitab At-Tahdzirul Mubin min Kitab Ihya` ‘Ulumiddin karya Asy-Syaikh Abdul Lathif bin Abdurrahman Alusy Syaikh
4 Tentang akhir kehidupan Al-Ghazali, Ibnu Taimiyyah t mengatakan: “…Oleh karena itu, menjadi jelas baginya (Al-Ghazali, ed) di akhir hayatnya bahwa jalan tasawuf tidaklah menyampaikan kepada tujuannya. Kemudian ia mencari petunjuk melalui hadits-hadits Nabi n. Mulailah ia menyibukkan diri dengan Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim. Dan ia meninggal di tengah kesibukannya itu, dalam keadaannya yang paling baik. Beliau juga membenci apa yang terdapat dalam bukunya berupa perkara-perkara semacam itu, yaitu perkara yang diingkari oleh orang-orang.” (‘Aqidah Asfahaniyyah, hal. 108, ed)

Selasa, 12 Februari 2013

Bolehkah Menghilangkan Sihir dengan Sihir?


Bolehkah Menghilangkan Sihir dengan Sihir?

By: Majalah AsySyariah Edisi 047

(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak)


Tak sedikit masyarakat kita yang demikian bergantung dengan sihir. Dari yang ‘sekadar’ untuk ‘pagar’ agar tidak ‘diganggu’ saingan bisnisnya, berobat dari penyakit ‘kiriman’, ‘menundukkan’ orang yang disukainya, hingga yang menganggapnya sebagai cara ‘aman’ untuk melampiaskan dendam atau sakit hati.

Di antara fenomena yang merebak di tengah masyarakat kita adalah praktik perdukunan dan sihir. Sangat ironis memang, di zaman yang katanya “modern”, semakin banyak orang tak percaya diri hingga merasa “butuh bantuan” para dukun dan tukang sihir. Inna lillahi wainna ilaihi raji’un. Tidak heran mereka tega mengirim sihir kepada orang-orang yang didengki dan dimusuhinya dalam rangka mencelakainya.

Makna Sihir

Abu Muhammad Al-Maqdisi t menerangkan: “Sihir adalah jampi-jampi, mantera, dan buhul-buhul yang berpengaruh pada hati dan badan, menyebabkan sakit dan kematian, serta bisa menjadi sebab retaknya hubungan suami istri dan menghalangi seseorang dari istrinya hingga tidak bisa ‘mendatanginya’. Termasuk sihir juga adalah memisahkan antara seseorang dengan istrinya, membuat benci salah satunya, atau menumbuhkan ‘cinta’ di antara dua orang.”
Dijelaskan oleh Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin t:

Sihir secara bahasa adalah segala sesuatu yang sangat lembut dan tersembunyi (samar) sebabnya.
Adapun secara syar’i, sihir terbagi menjadi dua bagian:
1. Buhul dan jampi-jampi, yaitu bacaan-bacaan yang dengannya tukang sihir minta bantuan kepada para setan.
2. Sihir dengan menggunakan obat-obatan dan semisalnya, memengaruhi badan, akal, dan kecenderungan orang yang terkena sihir.
Beliau jelaskan bahwa sihir jenis yang pertama adalah syirik, sedangkan yang kedua adalah ‘udwan (permusuhan dan kezaliman). (Disarikan dari Al-Qaulul Mufid Syarah Kitab At-Tauhid)

Macam-macam Sihir

Disebutkan oleh Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam bahwa sihir ada tiga macam:
1. Sihir hitam
2. Sihir merah
3. Sihir putih

Sihir hitam dan sihir merah terwujud dengan mencerca Allah l, Rasul, dan ayat-ayat-Nya, serta merusak kehormatan Al-Qur’an. Oleh karenanya seorang penyihir, Ath-Thuhi, menyebutkan dalam kitabnya (sihir merah) beberapa perkara yang dilakukan tukang sihir. Di antaranya: Menulis ayat-ayat Al-Qur’an dan meletakkannya di tempat-tempat terlarang, seperti betis orang sakit bahkan di kemaluan wanita. Na’udzubillah.

Sedangkan sihir putih adalah jampi-jampi yang mengandung kesyirikan untuk menolak sihir dan lainnya. (Lihat Irsyadun Nazhir ila Ma’rifati ‘Alamati Sihr karya Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam)

Mengenal Ciri Tukang Sihir

Mengetahui tanda-tanda tukang sihir menjadi perkara yang demikian penting. Karena untuk membedakan manusia yang satu dengan yang lainnya adalah dengan mengetahui tanda-tandanya di mana menyebutkan tanda-tanda orang yang berbuat kezaliman adalah tuntunan syariat. Allah l berfirman:
“Dan demikianlah kami terangkan ayat-ayat Al-Qur’an dan supaya jelas jalan orang-orang yang shalih, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa.” (Al-An’am: 55)
Dengan mengetahui tanda-tanda tukang sihir maka seorang muslim akan waspada dari kejahatan mereka. Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah menerangkan kepada kita beberapa ciri tukang sihir. Di antara yang beliau sebutkan:
1. Tukang sihir memisahkan (merusak hubungan) seseorang dengan istri, saudara, atau temannya.
2. Mengaku bisa menyatukan dua orang yang telah berpisah serta merukunkan dua orang yang berselisih. Ketahuilah, tidak ada yang mampu mendatangkan rasa cinta kecuali Allah l.
3. Memberikan kertas yang padanya tertulis ayat-ayat Al-Qur’an setelah ditetesi darah atau disobek sebagiannya.

Di antara perkara yang sangat samar, tukang sihir menulis beberapa ayat Al-Qur’an dan doa-doa berbahasa Arab sehingga orang yang hatinya sudah terpikat akan tertipu dan berkata bahwa si tukang sihir mengobatinya dengan Al-Qur’an dan doa-doa. Padahal sesungguhnya mereka (tukang-tukang sihir) meletakkan satu tetes darah haid atau darah anjing atau lebih di bawah lembaran tadi. Padahal ini –darah haid atau darah anjing– adalah darah yang najis, karena tujuan mereka adalah mencari keridhaan setan.

4. Menipu dengan menggunakan obat-obatan.

Di antara cara yang sangat samar dilakukan oleh tukang sihir dan banyak kaum muslimin tidak mengetahuinya, ketika (tukang sihir) hendak menghilangkan sihir dari seseorang, mereka memberikan kepada ‘pasiennya’ obat-obatan yang biasa dijual di apotek atau toko obat. Hingga yang terkena sihir tersebut bisa ‘mendatangi’ istrinya kemudian mengira (hal ini) dikarenakan obat tersebut. Ia tidak tahu bahwa sesungguhnya hal itu terjadi karena cara yang busuk dan berbahaya, yaitu tukang sihir tersebut bersepakat dengan jin untuk masuk ke kemaluan pria tersebut dan menjadikannya ‘kuat’.

5. Meminta nama si sakit, nama anak atau ibu.

Ketika datang seorang yang sakit, tukang sihir tadi berkata kepadanya: “Siapa namamu dan nama ibumu?” Ketahuilah dia adalah munajjim (ahli nujum), dan munajjim adalah tukang sihir.

6. Mengklaim telah mengetahui keadaan yang sakit sebelum diberitahu.

Di antara tanda seorang itu adalah tukang sihir, ketika datang kepadanya seseorang yang mengeluhkan sakit, pencurian atau kehilangan barang, tukang sihir tersebut telah mendahuluinya dengan menyatakan: “Namamu adalah ini, asalmu ini, masalahmu ini.” Sehingga tercengang dan kagumlah si sakit tersebut.

7. Sebagian tukang sihir mengaku bisa menyembuhkan orang sakit dengan semata meraba dengan tangannya.

8. Di antara tanda seorang itu adalah tukang sihir adalah menulis ayat-ayat Al-Qur’an secara terbalik.

9. Tukang sihir mengaku bisa menjaga janin dari keguguran.
(Ini adalah sebagian kecil yang kami sarikan dari kitab beliau, untuk tambahan faedah lihat Irsyadun Nazhir, hal. 16-43)

Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah menyimpulkan:
“Tukang sihir adalah sebuah istilah yang meliputi ahli nujum, dukun, peramal –yang mengklaim mengetahui barang yang dicuri, barang hilang, dan yang semisalnya–. Keempat kelompok ini –yakni tukang sihir, ahli nujum, dukun, dan tukang ramal– mayoritasnya adalah penyembah jin dan setan….” (Lihat Irsyadun Nazhir, hal. 10)

Hukum Tukang Sihir

Hukum tukang sihir adalah dibunuh, sebagaimana telah dinyatakan oleh tiga orang sahabat: Umar, Hafshah, dan Jundub g. Namun sebagian mereka (tukang sihir) dibunuh karena hukum had dan sebagiannya dalam rangka mencegah kejahatannya. (Tentang masalah hukum sihir dan pelakunya bisa dilihat di rubrik Akidah pada Asy-Syariah Edisi 08 dan 09 Vol. I/1425 H/2004)
Sumber Ilmu Sihir di kalangan Kaum Muslimin

Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam hafizhahullah menerangkan bahwa sumber penyebarannya ada lima:
1. Orang-orang Yahudi, mereka adalah sumber kuat tersebarnya sihir.
2. Kaum Rafidhah, ini terbukti dalam buku-buku mereka seperti Miftah Al-Lauh wal Qalam.
3. Kaum sufi, juga terbukti dalam buku-buku mereka di antaranya buku yang berjudul Syamsul Ma’arif Al-Kubra.
4. Tokoh-tokoh ilmu kalam.
5. Disebar dan diperjualbelikannya buku-buku tentang sihir.
(Lihat Irsyadun Nazhir hal. 54-64)

Bolehkah Menghilangkan Sihir dengan Sihir?

Telah ada jawaban dari Rasulullah n tentang masalah ini. Diriwayatkan dari Jabir z, Rasulullah n ditanya tentang masalah nusyrah. Beliau berkata: “Itu adalah amalan setan.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan lainnya. Lihat Shahih Abu Dawud)

Asy-Syaikh Ibnu Baz t berkata: ”An-Nusyrah adalah menghilangkan sihir dengan sihir.” (Syarh Kitab At-Tauhid hal. 145)

Beliau t juga berkata: “Mengobati sihir dengan perbuatan tukang sihir yang bertaqarub kepada jin, mempersembahkan sembelihan kepadanya, atau taqarub lainnya, tidaklah diperbolehkan. Karena itu adalah perbuatan setan dan termasuk syirik besar, wajib berhati-hati darinya. Juga tidak boleh mengobati sihir dengan bertanya kepada dukun, paranormal, serta mengikuti ucapan mereka. Karena mereka adalah orang-orang yang tidak beriman, orang-orang pendusta yang fajir (jahat), yang mengaku mengetahui ilmu ghaib, dan mengelabui manusia. Rasulullah n telah memperingatkan untuk tidak mendatangi, bertanya apalagi membenarkan mereka, sebagaimana telah dijelaskan di awal risalah ini. Terdapat hadits shahih bahwasanya Rasulullah n ditanya tentang nusyrah, maka beliau menjawab: ‘Itu adalah perbuatan setan.’ Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad yang jayyid. Nusyrah adalah menghilangkan sihir dari orang yang terkena sihir. Maksud ucapan beliau n adalah nusyrah yang dilakukan orang jahiliah, yakni meminta kepada tukang sihir untuk menghilangkan pengaruh sihir dari seseorang atau menghilangkannya, dengan sihir yang semisal oleh tukang sihir lainnya.” (Lihat Hukmu As-Sihr wal Kahanah, hal. 14-15)

Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam berkata: “Ketahuilah wahai kaum muslimin, bahwa pendapat yang kuat dari sekian pendapat para ulama adalah tidak boleh mengeluarkan (mengobati sihir) dengan cara tukang sihir, berdasarkan ucapan Rasulullah n ketika ditanya tentang nusyrah:
‘Itu adalah perbuatan setan.’ (HR. Ahmad no. 3868, Abu Dawud 1/294, dari Jabir z dan lainnya)
Hadits ini merupakan jawaban yang jelas menerangkan perkara yang tidak diketahui kebanyakan orang. Hadits ini memberikan faedah bahwa menghilangkan sihir dengan sihir adalah perbuatan meminta bantuan kepada setan. Setan tak akan melakukannya kecuali dengan imbalan, yaitu seseorang mau beribadah kepadanya, sehingga perkaranya adalah kekufuran. Saya kira, semua yang mengetahui masalah ini dan mendengar hadits ini, akan tegas menyatakan bahwa menghilangkan sihir dengan meminta bantuan tukang sihir adalah haram.” (Lihat Irsyadun Nazhir, hal. 83-84)

Bahaya yang ada ketika seorang pergi ke tukang sihir untuk menghilangkan sihir:
1. Orang yang pergi ke tukang sihir ikut serta bersamanya dalam menyembah setan.
2. Seringnya, sihir tidak mampu menghilangkan sihir.
3. Perginya seseorang yang terkena sihir ke tukang sihir yang tidak menyihirnya, tidak akan bisa berpengaruh apa-apa.
(Lihat Irsyadun Nazhir)

Cara Syar’i untuk Menghilangkan Sihir

Ibnul Qayyim t berkata:
“An-Nusyrah adalah menghilangkan sihir dari orang yang terkena sihir. Ada dua macamnya:
1. Menghilangkan sihir dengan sihir, ini termasuk amalan setan. Kepada makna inilah kita bawa ucapan Hasan (Al-Bashri) bahwa orang yang mencoba menghilangkan sihir dan pasiennya bertaqarub kepada setan dengan apa yang dikehendaki setan hingga hilang sihirnya.
2. Macam yang kedua: menghilangkan sihir dengan ruqyah dan dzikir-dzikir, obat-obat serta doa yang mubah. Cara yang kedua ini dibolehkan.”

Asy-Syaikh Ibnu Baz t berkata:
”Adapun menghilangkan sihir dengan cara yang syar’i telah dibolehkan oleh para ulama dan orang yang memiliki bashirah serta orang yang punya pengalaman dalam masalah ini.” (Syarh Kitab At-Tauhid)

Beliau t berkata pula: ”Di antara pengobatan yang bermanfaat terhadap sihir adalah dengan berusaha mencari tempat diletakkannya sihir: di tanah, gunung, atau selainnya. Jika telah diketahui, maka dikeluarkan, serta dimusnahkan sehingga akan hilang sihir tersebut.” (Lihat Hukmu As-Sihr Wal Kahanah, hal. 14)

Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i t pernah ditanya tentang hukum menghilangkan (menjauhkan) sihir dari yang terkena sihir. Beliau t menjawab:
”Jika dilakukan dengan (membacakan) ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa yang syar’i, tidaklah mengapa. Karena Nabi n pernah berkata:
’Barangsiapa mampu memberikan manfaat bagi saudaranya hendaknya ia lakukan…’.” (Lihat Fatawa ’Aqidah, 1/84)
Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam menerangkan beberapa cara syar’i untuk menghilangkan sihir dari orang yang terkena sihir. Di antaranya:
- Banyak membaca Al-Qur’an
- Banyak berdoa
- Mengeluarkan sihir
- Menggunakan obat mubah yang baik. (Lihat Irsyadun Nazhir hal. 94)
Menjaga Diri dari Sihir

Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam menyebutkan beberapa perkara yang akan menjadi sebab seorang terhindar dari sihir. Di antaranya:
1. Takwa kepada Allah l
2. Tawakal kepada-Nya
3. Merutini dzikir-dzikir yang syar’i
4. Meyakini bahwa tukang sihir adalah pendusta
5. Memperingatkan orang lain dari tukang sihir
6. Mengusir mereka dari tempat mereka berada
7. Wajib bagi penguasa negeri muslimin untuk menegakkan hukum had terhadap tukang sihir.

Asy-Syaikh bin Baz t menerangkan: “Perkara yang bisa menjaga dari bahaya sihir sebelum terjadinya, yang terpenting dan paling bermanfaat adalah: menjaga diri dengan dzikir-dzikir syar’i dan doa-doa yang syar’i. Di antaranya juga dengan membaca ayat kursi setiap selesai shalat wajib.” (lihat Hukmu As-Sihr karya Asy-Syaikh Ibnu Baz t hal. 9)

Demikianlah sedikit permasalahan sihir dan pengobatannya yang bisa kami paparkan, mudah-mudahan bermanfaat.
Walhamdulillah.

Keutamaan Berdzikir

(ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyyah)

Telah sama kita ketahui bahwa berzikir merupakan amalan yang mulia dan bernilai tinggi di sisi Rabbul ‘Izzah. Dengan berzikir, seorang hamba akan beroleh banyak keutamaan. Untuk menghasung kita agar memperbanyak zikir, berikut ini akan disebutkan beberapa keutamaan berzikir:

1. Berzikir akan mengusir setan, menundukkannya, dan membentengi diri darinya. Allah k berfirman:
 
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (Al-A’raf: 201) 
 
Adapun orang yang enggan berzikir, Allah l nyatakan dalam firman-Nya:

“Siapa yang berpaling dari berzikir kepada Allah Yang Maha Penyayang, Kami adakan baginya setan yang menyesatkannya maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Az-Zukhruf: 36)

Al-Harits Al-Asy’ari z menyebutkan dari Nabi bahwa beliau bersabda: “Sungguh Allah l memerintahkan lima perkara kepada Nabi Yahya bin Zakariyya q agar beliau mengamalkannya dan menyuruh Bani Israil untuk mengamalkannya pula. Namun hampir-hampir Yahya terlambat menyampaikannya kepada Bani Israil. Maka Nabi ‘Isa q berkata kepadanya, ‘Sungguh Allah l telah memerintahkan lima perkara kepadamu agar engkau mengamalkannya dan menyuruh Bani Israil untuk mengamalkannya pula. Namun sampai sekarang engkau belum menyampaikannya. Karenanya, engkau suruh mereka sekarang, atau aku yang akan menyuruh mereka!’ Yahya berkata, ‘Aku khawatir bila engkau mendahuluiku untuk menyampaikannya, aku akan ditenggelamkan ke dalam bumi atau aku akan diazab.’ Yahya pun mengumpulkan orang-orang di Baitul Maqdis hingga masjid tersebut penuh. Mereka duduk di atas balkon. Yahya berkata, ‘Sungguh Allah l memerintahkan lima perkara kepadaku agar aku mengamalkannya dan menyuruh kalian untuk mengamalkannya pula…’.”
Yahya pun menyebutkan kelima perkara tersebut, yaitu tauhid, shalat, puasa, sedekah, dan yang kelima, kata Yahya:
وَآمُرُكُمْ أَنْ تَذْكُرُوا اللهَ، فَإِنَّ مَثَلَ ذَلِكَ كَمَثَلِ رَجُلٍ خَرَجَ الْعَدُوُّ فِي أَثَرِهِ سِرَاعًا حَتَّى إِذَا أَتَى عَلَى حِصْنٍ حَصِيْنٍ فَأَحْرَزَ نَفْسَهُ مِنْهُمْ، كَذَلِكَ الْعَبْدُ لاَ يُحْرِزُ نَفْسَهُ مِنَ الشَّيْطَانِ إِلاَّ بِذِكْرِ اللهِ تَعَالَى…
Dan aku memerintahkan kalian untuk berzikir kepada Allah karena permisalan orang yang berzikir seperti orang yang dikejar oleh musuh dengan cepat hingga ketika ia mendatangi sebuah benteng yang kokoh ia berlindung di dalamnya dari kejaran musuh. Demikian pula seorang hamba, ia tidak dapat melindungi dirinya dari setan kecuali dengan berzikir kepada Allah l… (HR. Ahmad 4/202, At-Tirmidzi no. 2863, dishahihkan Al-Imam Al-Albani t dalam Shahihul Jami’ no. 1724)
Al-’Allamah Ibnul Qayyim t menyatakan bahwa hadits ini sangat agung kedudukannya, sehingga pantas bagi setiap muslim untuk menghafalkan dan memahaminya. (Al-Wabilush Shayyib, hal. 31)
Beliau t juga mengatakan, “Seandainya tidak ada lagi keutamaan zikir selain satu keutamaan yang disebutkan dalam hadits ini, niscaya patut bagi seorang hamba untuk tidak berhenti lisannya dari zikrullah, dan terus menerus menekuninya. Karena sungguh ia tidak dapat melindungi dirinya dari musuhnya kecuali dengan zikir. Tidaklah musuh itu dapat masuk menyergapnya kecuali dari pintu kelalaian (lupa dari berzikir). Musuh itu selalu mengintainya. Bila ia lalai, musuh itu menyergap dan menerkamnya. Bila ia berzikir kepada Allah l, mengerutlah musuh Allah l tersebut, menjadi kecil dan patah sampai-sampai menjadi sekecil lalat. Karena itulah ia dinamakan Al-Waswasul Khannas. Maknanya, ia memberi was-was di dalam dada, namun bila si hamba berzikir kepada Allah l ia mengerut. Ibnu Abbas c berkata, “Setan itu mendekam di atas hati anak Adam. Bila si anak Adam lupa diri dan lalai dari berzikir, setan memberikan was-was/bisikan-bisikan. Namun jika ia berzikir kepada Allah l, setan mengerut.” (Al-Wabilush Shayyib, hal. 72)

2. Berzikir akan memberikan kebahagiaan dan ketenangan bagi hati seorang hamba, sebagaimana Allah l berfirman:
“Orang-orang yang beriman dan menjadi tenang hati-hati mereka dengan berzikir kepada Allah, ketahuilah dengan berzikir kepada Allah hati akan tenang.” (Ar-Rad: 28)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berkata, “Permisalan zikir bagi hati adalah seperti air bagi ikan. Apa jadinya keadaan ikan yang berpisah dengan air?” (Al-Wabilush Shayyib, hal. 85)

3. Zikir adalah amalan yang ringan dan mudah untuk dilakukan, namun besar pahala dan ganjarannya. Hal ini tampak dalam beberapa hadits berikut ini:
Abu Hurairah z berkata: Rasulullah n bersabda, “Siapa yang mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
dalam sehari sebanyak seratus kali, maka ganjaran baginya seperti membebaskan sepuluh budak, dicatat untuknya seratus kebaikan, dihapus darinya seratus kesalahan dan ia mendapatkan perlindungan dari setan pada hari tersebut hingga sore hari. Tidak ada seorang pun yang melakukan amalan yang lebih afdhal darinya terkecuali bila ada orang yang mengamalkan lebih banyak dari apa yang diamalkannya.” (HR. Al-Bukhari no. 3293, 6403 dan Muslim no. 6783)
Dalam hadits yang sama juga, Nabi n bersabda, “Siapa yang mengucapkan:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
dalam sehari sebanyak seratus kali maka dihapus kesalahan-kesalahannya walaupun sebanyak buih di lautan.”
Dalam riwayat Muslim (no. 6784) disebutkan, “Siapa yang mengucapkan:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
ketika pagi dan petang sebanyak seratus kali, maka pada hari kiamat nanti tidak ada seorangpun datang membawa amalan yang lebih afdhal darinya kecuali orang yang mengucapkan zikir yang sama dengan yang diucapkannya atau lebih dari yang diucapkannya.”
Masih dari Abu Hurairah z, beliau mengabarkan dari Nabi n:
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ، ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ، حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ
“Ada dua kalimat yang ringan diucapkan lisan tapi berat dalam timbangan dan dicintai oleh Allah yang Maha Rahman, yaitu subhanallah wa bihamdihi dan subhanallahil azhim.” (HR. Al-Bukhari no. 6406 dan Muslim no. 6786)

4. Banyak berzikir kepada Allah k merupakan jaminan keamanan dari kemunafikan, karena orang-orang munafik sedikit sekali zikirnya kepada Allah k sebagaimana firman-Nya tentang munafikin:
“Mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit.” (An-Nisa: 142)

5. Zikir merupakan tanaman surga.
Abdullah bin Mas’ud z berkata: Rasulullah n bersabda:
“Pada malam aku diisra’kan, aku berjumpa dengan Nabi Ibrahim Al-Khalil q. Ia berkata, ‘Wahai Muhammad, sampaikan salamku kepada umatmu dan beritahu mereka bahwa surga itu bagus tanahnya, segar airnya (tidak asin), dan di surga tersedia tanah yang kosong tanpa pepohonan, dan yang akan ditanam untuk menutupi tanah kosong tersebut adalah ucapan:
سُبْحَانَ اللهِ، وَالْحَمْدُ لِلهِ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ للهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ
(HR. At-Tirmidzi no. 3462, dihasankan Al-Imam Al-Albani t dalam Ash-Shahihah no. 105)

6. Orang yang berzikir kepada Allah  l akan mendapatkan shalawat Allah k dan para malaikat-Nya. Tentunya dengan itu ia mendapat keberuntungan yang besar. Allah l berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberikan shalawat atas kalian dan juga para malaikat, yang dengan sebab itu Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan kepada cahaya yang terang-benderang. Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” (Al-Ahzab: 41-43)
Adapun shalawat Allah k atas hamba-Nya maknanya adalah pujian Allah l kepada si hamba di hadapan para malaikat. Ada juga yang memaknakannya dengan rahmat Allah l untuk si hamba. Sementara shalawat malaikat bermakna permintaan doa dan ampunan untuk si hamba, sebagaimana penjelasan Al-Hafizh Ibnu Katsir t dalam tafsirnya. (Tafsir Al-Qur’anil ‘Azhim, 6/265-266)
Demikian keutamaan zikir yang dapat kami sebutkan dan masih banyak keutamaan yang lain…
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

ANIMASI JURUS TUNGGAL IPSI


JURUS IPSI


MENJAWAB KEBIMBANGAN SELAKU PESILAT TALAGO BIRU

CURAHAN HATI SEORANG PESILAT TALAGO BIRU:
Asslamu'alaikum...Salam perguruan salam Talago Biru....sabalun nyo ambo Mintak apun rela jo maaf kakasado Pandeka TABIR atau Taralak pado umumnyo....saya seumur hidup belum pernah melihat silek yang sebenar silek..kita hanya belajar dasar atau jurus..tapi aplikasinya tidak terlihat..kalaupun terlihat hanya ketika penampilan dan itupun sudah dirancang sebelumnya..dan ketika seorang pesilat bertemu lawan, yang sering terdengar adalah pembelaan secara batiniyah bukan fisikal bagi mereka yang sudah di Syari'at...jadi sering kali pertanyaan-pertanyaan semacam ini muncul dibenak saya..lain kalau kita melihat beladiri seperti tekowndo, karate, boxsing dan lain2nya itu kelihatan rilnya..bahwa yang bermain itu adalah fisik dan terlihat pengaplikasian dilapangan dari apa yang mereka pelajari..Maaf kadang terbtik sesekali dihati ini kalau silek itu terlalu muluk-muluk, atau mungkin saya keliru..cuma ini atas dasar pengalaman pribadi saya entahlah kalau Para senior dan kawan-kawan seperguruan. maka dari itu saya minta kepada Para tetua Silek dan kawan2 semuanya untuk memberikan saya bukti ril dari silek itu sendiri...karena saya belum berpengalaman tentang itu..Apakah para senior kami sudah merasakan atau sudah penah mengaplikasikan silek ini seutuhnya ketika bertemu lawan..atau mungkin para senior atau kawan2 mengaplikasikannya dengan sesama..seperti bentuk pertandingan laga tapi dengan corak silek itu sendiri..mohon masukannya atau bagi2 pengalaman..sakali lai ambo mintak maaf sabanyak2nyo karano iko adalah demi kemajuan kito basamo..dan karena saya butuh bukti nyata....ditunggu tanggapannya Wassalam..

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
  
 TANGGAPAN DARI PARA PESILAT TALAGO BIRU (GURU, PELATIH)
  • Joni Indra and 3 others like this.
  • Mushelfhy Musni KALAU KA BKT DIAK SINGGAH2LAH JUO KA TAMPEK AMBO BIA WAK BISA BABAGI CARITO...
  • Absil Abdurrahman Insya Allah tu kalau ambo ado rasaki Pak...tabi bra taun lai awak kabasobok kiro2 pak..?
  • Jul Paten maaf kawan lah bara lamo latihan,,, kalau ado jodoh basuo bisa di jawab tanyo sanak tu,, agak rumit menerangkannyo melalui fb ko
  • Absil Abdurrahman Assalamu'alaikum..salam perguruan untuak Uda / saudara Jul Paten. ambo masih baru..cuma kalau untuak batamu sacara 4mato dak bisa do..kalaupun bisa kemungkinan sangat kecil sekali..jadi dak bisa lewat grup ko ..mungkin lewat kotak pesan..dan ambo mengharapkan sekali penjelasan dari uda/saudar Jul...ambo tunggu tarimo kasih..
  • Cik Oki Uncu moga jawaban saya bisa mendekati pertanyaan dunsanak...begini...silek saat digunakan bukan seperti yg kita lakukan saat bertanding...silek saat berkelahi keluar dari insting kita masing2 bagai mana kita membawakanya itu dari kita sendiri, ketangkasan, kelincahan, kemantapan hadir dari kita, itu lah guna kita latihan guna selalu dingat dan kebiasaan...kita bisa mencontoh ke silat cina bagai mana mereka bisa lincah dan ulet saat bermain silat itu karena mereka sering kali latihan sesuai dengan niat yg ihklas dalam menguasai silat itu sendiri..moga bisa bermanfaat bagi dunsanak ambo nan jauh disana
  • Alfianur Bachtiar batua da .makain sering latihan reflek awak labiah peka,batua secaro dak langsuang dasar atau jurus yg kto parajai emang dak kalua klu dcliak.pdahal teknik itu kalua tp iyo dak smo jo praktek jurus yg dparajai pdo saat latihan rutin ...
  • Absil Abdurrahman Pertanyaan...kenapa tidak bisa keluarnya jurus yang sudah kita pelajari itu dengan baik apa karena jurusnya terlalu muluk2..atau emang itu hanya sebagai pelajaran ketika latihan saja..kalau seperti itu dimana terlihatnya ciri khas silek itu..sedangkan tekowndo atau karate atau boxing terlihat ciri khas mereka ketika berhadpan lawan dan kita dapat menilai..dari bentuk gerakan yang mereka gunakan ketika menyerang atau membela diri..seharusnya silek juga harus seperti itu..dan mesti bisa..kalau tidakmari kita periksa lagi dimana kurangnya silek itu....saya melihat dengan mata kepala saya sendiri kalau berdasarkan persentase orang yang ikut pencak silat di negri kita dari pada orang yang ikut bela diri lain itu terlihat lebih ramai diminati beladiri yang lain..Kenapa ???...Sekali lagi mohon maaf kapodo seluruh dunsanak seperguruan tarutamo ka Pado guru sarato senior2..ini tidaklah untuk merendahkan silek..tapi saya ingin mngajak kepada dunsanak semua untuk merenung dan dan berfikir..karena Ibuk Ida Sebagai Ibunda TABIR pernah mengatakan kalau silat itu masih dalam tahap penyempurnaan sampai sekarang..dan dari perkataan beliau ada benarnya karena saya pernah mendengar seperti Jurur Dasar Satu yang ada pada kita..
  • Bunda Tabir Nurhaida Effendi Asllm wr wb absir sedikit masukan dari bunda.talago biru ada lah suatu wadah tempat wak manuntut ilmu,dan judul ilmu atau mata pelajaran yg wak tuntut ado lah silek taralak.dlm pelajaran yg wak tuntut ado babarapo materi yg wak ambik.ado yg namo nyo silek lahir dan silek batin.dalam silek lahia awak baraja yg namo nyo dasar satu dasar dua dan dasar tiga sampai dsr empat.dalam setiap dasar ada pengembangan materi yg lbh banyak dr dasar itu sendiri.dalam dari satu materi ke materi yg lain kt di latih untuk menjadi seorang kuat fisik dan kuat mental.dalam latihan batin awak di latih untuk menguat kan pondasi ke imanan wak dan menjadi se orang yg sabar dan ikhlas.awak sebagai pesilat jgn bosan bosan terus mengali dan terus mengali dan terus belajar jadi kan setiap pengalaman menjadi guru.kalau pun dalam perjalan kt mendapat kan halangan atau rintangan jgn kt salah kan ilmu yg kt pakai tp kt koreksi diri kt apa yg salah sama kt.sdkt ilmu dr ibu jgn pernah kt terbesit rasa sombong di hati karena ilmu taralak yg kt pakai tdk cocok dgn orang yg sombong dan takabur.wasalam
  • Bunda Tabir Nurhaida Effendi Absil yakin kan diri dgn apa yg kamu punya ,dan jadi kan setiap pengalaman menjadi guru yg ber harga ,dan jangan bosan mengali dan mengali ilmu yg ada insya allah kamu akan menemukan kesempurnaan dan kelebihan dari pakaian mu.krn setiap kt mengakami setiap ujian dan rintangan untuk menuju kesempurnaan
  • Absil Abdurrahman Insaya Allah Buk pesan ibuk kan selalu wak ingat...dan awak indaklah meremehkan silek terutama silek taralak itu sendiri...justru awak ingin memberi ransangan ka seluruh kawan2 untuk bisa membuktikan kalau silek itu bisa diterapkan di Alam nyato..kalau tidak apo gunonyo awak ko baraja..sebab ado sebagian senior juo mngatokan kadang ado sebagian senior yang melebih-lebih kan pembicaraan..dan awak ngecek modeltu bukan berarti awak menyalahkan pakaian awak sendiri....tapi kita boleh memperbaiki pakaian kita..mungkin karena salah pasang, atau ada bagian yang mesti di perbaiki..karena tidak ada yang sempurna di atas dunia ini melainkan ALLAH..dan sebagai orang yang bersekolah setiap kita dituntut untuk bisa Ilmiyah dan amanah Ilmiyah supayo adonyo perubahan yang lebih baik...
  • Bunda Tabir Nurhaida Effendi Bagus ibu setuju dgn ke inginan tahuan absil dan ibu mendukung ,krn sese orang yg ber ilmu dan ber akal harus seperti itu dan di dalam silat kt juga di butuh kan akal karena tampa akal dan fikiran yg sehat kt tdk akan mengetahui makna dan arti yg ter kandung dr dalam pakaian kt sendiri.dan disini lah salah satu bukti bahwa silat yg kt pakai ada mampaat nya krn kt lbh di kendali kan akal dari pada emosi.semua ini ngak akan terlaksana dgn baik tampa ada nya kt mengali dan mengali terus dan yakin dgn pakaian kt.semangkin banyak kt di timpa dgn pengalaman semangkin kt menjadi kuat .insya allah apa yg kt pakai ngak salah
  • Yurneli Caniago Assalamualaikum,kpd pdka tabir baik yg snior maupun junior.Insyaallah buk wak stju..smg dgn slk dpt memper baik iman dan akhlak kt.dan tdk mjd org yg sombong.amin.
  • Pincuran Rambun as ww....kalau di kaji silek nan sabana silek....silek tu bukan harus kito beradu fisik.. mengeluarkan jurus2..tapi bagai mana lawan menjadi kawan.musuah manjadi sagan....karano pengertian silat tu sama dengan SILATturrahmi
  • Absil Abdurrahman Tapi Mohon maaf sebelumnya..kalau silek mencari kawan dan seterusnya itu emang benar..tapi pembahasan kita sekarang adalah aplikasi dari gerak silek yang dipelajari itu sendiri..
  • Jul Paten pada dasarnya apa pun nama seni beladiri di atas duniako samo,, tidak yang satu lebih baik dari yang lain,, satu sama lainya punya kelebihan dan kekurangan,, sidikit masalah silek sesuai dngan karakter urang minang itu sendiri yang berbudi pekerti halus,, jadi ter aplikasi pada gerak silek itu yang mengutamakan pada gerak menghindar dan mengunci, tapi kalau mau mengkaji sedikit lebih dalam pada gerak menghindar itu terkandung serangan yang sangat mematikan',, jadi maksudnyo mahimbau urang masuk kalau lah masuak tingga dikito kadipangakan,,, kalau pun ado gerak yang kelihatan muluk muluk itu ka pamanih sajo,,, palamak lamak makan ,. ka kinco kinco ...
  • Jul Paten apa kaji karano di ulang,,, pasa jalan dek di tampuah,,,santiang basilek dek rajin latihan,, ala bisa karena biasa ,,,, kaji nan lahia jo nan lahia dan bathin jo bathin pulo,,, hiduik di ateh duniah berdasarkan kadarnyo,,, sagalo nan ado tu alah ado ketentuanyo tingga dikito baik kurang jo labiahnyo,,, samparono pulang ka tuhan nan kuaso
  • Putra Sqmber ass. ww maaf sekedar masukan dari awak.
    yang ambo tau dari satiok gerak dari silek itu sendiri memiliki makna yang dalam dan arti tersendiri kalau di baokan kedalam kehidupan sebagai contoh gerak dasar langkah nan 4 manuruik ambo itugrkan yang paling mudah dan memiliki arti yang luas di dalam kehidupan seperti langkah maju berati menghormati orang yang lebih tua dari kita, garak mundur berarti menyangi yang di bawah kita, dan serong kanan dan kiri berarti saling hargo menghargoi sesamo,, (itu menurut ambo karna setiap gerakan membawa kebaikan) wasalam
  • Yuli Andre Eka Putra silat yng subana silat itu tak ada perkelahian tpi pendalam tentang ketenangan hidup,pendekatan diri pada allah swt
  • Muhammad Nisar belajar silat sebenarnya bukan lah untuk menjadi jagoan atau menjadi jawara.. pencak silat hanya dapat dilakukan di galanggang ataupun di arena yang telah di atur menurut peraturan IPSI.. di TBI kita di latih untuk bertahan dn mengelak dari serangan lawan bukan untuk mencederai lawan.. "(perhatiakan pelatih yang sedang melatih, kita hanya menangkap mengelak dan mengunci sang pelatih dan jarang sekali kita menjadi penyerang)" penyerangan kita lakukan pada saat yang betul2 di butuhkan "dima rantiang ndak ka patah dima rantai ndak kaputuih" ndak do jalan nan lain lai di situ hak kita untuk mempertahan kan diri dari pado mati konyol.
  • Muhammad Nisar TALAGO BIRU hanya itu nama perguruan dahulunya.
    apa yang bisa kita ambil di talago biru?
    ada ilmu dan amal.. berilmu dan beramal..
    pada prinsip awal nya saya bergabung di talago biru untuk menjadi jagoan silat... bisa berkelahi dn manjatuh kan lawan.. itulah awal nya. setelah terus belajar saya mengerti. tujuan nya.. talgo biru adalah wadah tempat mengumoulkan orang2 yang tak kenal menjadi kenal yang kenal menjadi saudara..terjadi hubungan silaturahmi yang kokoh di talago biru. dan silat hanya di gunakan untuk kegiatan dalam wadah ini. ibarat nya pencak silat hanya sebuah penarik agar orang2 mau bergabung dalam wadah ini.. dan pencak silat bukan lah inti dari perkumpulan ini.. dan saya memahami.. silaturahmi juga mendatangkan rezky.. karna REZKY ITU ADA KARENA HUBUNGAN SILATURAHMI....
  • Muhammad Nisar diwaktu saya belajar pak chan selalu mensuport saya untuk terus belajar bahkan mengikutkan saya dalam event2 pertandingan..itu menjadi say giat untu berlatih... hanya mengasah kemampuan fisik saya dan teknik2 pertandingan hingga sampai saya merantau say terus berlatih , dan aneh nya setelah skian lama tidak jumpa.. saya berjumpa lagi denagn pak chan beliau malah berkata " AN. JAN BASILEK KABASILEK JUO KARAJO ANG.. IKO LAI NAN KADI PALAJARI,, KAN WAANG ALAH ambiak SYARI'ATKAN.." dulu saya di suport untuk terus latihan sekarang saya malah di larang latiahan... aneh,,,,,,,,
    benar,, saya telah mengambil SYARI'AT,, dan sperti yang lain nya .. hanya sedikit keterangan yang saya peroleh dari pak chan mengenai syari'at ini.. kata beliau "kelanjutan nyo carilah guru mengenai hal iko"
    begitulah pak chan dia tidak ingin kita hanya bergantung kepada beliau kita harus mencari guru yang lain untuk mempertajam ilmu mengenai kebathinan ini...
  • Muhammad Nisar saya telah di syariatkan... apa maksudny?
    dalam ritual syariat saya berdua denagn pak chan dan saya diberi makan bayi? apa maksud nya ini? oh.. munkin saya telah dbersihkan dan saya kembali seperti bayi? atau saya telah di isi dengan ilmu bathin dan saya bisa mengunakannya untuk membela kebenaran.. hehe atau setiap orang yang menyerang saya maka orang itu akan terpental.. dan mungkin saya kebal terhadap senjata.. sedikit sekali keterangan yang saya peroleh dari pak chan... saya dibri amalan yang harus sya hapal dan saya kerjakan,, dan saya mengerjakan kan nya.. Tapi pernah saya berkelahi sama tuakang gerobak di pasar.. say di keroyok dan aneh nya ilmu bathin saya tidak berfungsi.. orang tidak terpental dan saya lebam kena kayu... gimana ini pak....?
    ternyata masih banayak yang harus say pelajari... dan saya pun mencari apa sebenar nya ini... saya harus mencari bukti...
  • Absil Abdurrahman Salam perguruan..hahaha..sanagat menarik ceritanya...itulah maksud dari pernyataan yang saya sampaikan di forum ini..jadi adan lebam kena kayu..kasian juga pengalaman yang sangat berharga..jadi banyak hala yang harus anda pelajari..sebetulnya kalau anda benar2 belajar silat dengan baik dan memahaminya serta membawakan rasa saya kira anda tidak akan lebam..maka latihan anda harus di koreksi.sebab kita belajar silat adalah untuk menjaga diri dari serangan , tapi mungkin karena itu nasib anda..hahaha...terus terang sebenaranya semua pernyataan kawan2 di atas sedikit sekali yang bisa memberi jawaban yang memuasakan..dan saya harap kepada kawan2 coba kita jujur saja pada diri kita masing2..sudahkah teraplikasikan gerak silat yang kita pelajari selama ini apalagi ketika bertemu lawan..?? saya juga pernah berhadapan dengan orang Arab yang badannya besar berat 120 kg..dia ahli dalam bergulat sebagai mana kebiasaan olah raga orang arab..tidak jarang saya dapat di bantingnya..maka saya selalu bertaya kepada diri saya.untuk apa saya belajar silat kalau saya harus menahan sakit dan luka..jadi kenapa gerakan2 yang selama ini saya pelajari tidak bisa terterapkan ketika berhadpan dengan lawan....Maaf berbicara kalau boleh saya meminta untuk betul mengadakan pengujian silat secara nyata terhadap semua pesilat, uji betul2 apakah setiap pesilat sudah bisa menerapkan gerakan dengan baik, dan jika itu tidak berhasil maka carilah jalan keluarnya atau intropeksi sistem latihan kita atau kalau perlu silat itu pun harus di koreksi..Mari kita sama2 bersikap Ilmiyah..
  • Jul Paten kalau manari nan kurang pandai jan kato kan lantai nan tajungkek ,,, ,,,, kito manusia berfikir dan bersikaplah seperti manusia ,,, jan kan kito urang biaso sedangkan rasullah pun terluka ketika perang,,,, ... ...mohon maaf untuak saudara sekalian berfikirlah objektif,, rasional sasuaikan alua jo patuik,,, sakali jangan ma ajan tuah,,, bukan nyo silek nan salah barang kali kito nan kurang arif menyikapi,,,
  • Muhammad Nisar hehe... terima kasih saudara Absil Abdurrahman eritanya memang menarik tapi belum sampai pada ujung nya...semoga pada ujung cerita ini ada pelajaran yang saudra cari2 selama ini.. ini baru pengalaman pribadi saya, dalam talago biru alangkah indah nya kita memanggil saudara kita dengan sebutan nama atau di panggil sanak terasa lebih enak.. dari pada panggilan ANDA..
  • Muhammad Nisar dalam postingan Saudara Absil Abdurrahman bahasonyo sanak hanyo ingin mancubo sanak2 kito dalam forum ko.. kalau lai buliah babagi ilmu bagikan lah secara iklas mungkinsanak2 nan lain banyak nan alun bapangalaman dek sibuk mancari untuang badan sajo... kami sangaik batarimo kasih...
  • Muhammad Nisar ambo lanjuik carito nyo...
    saya pernah bercerita pada senior2 atau pun yang sdh syariat.. jawabn mereka hampir sama munkin amalan nya kurang.. karan tidak puas saya tanya pada kawan2 yang sudah syariat apa yang mereka rasakan jawaban banyak jawaban yang rasional tidak jelas bahkan ada yang tidak mengerti.. menurut saya kalau tidak mengerti kenapa harus di syariat? dan dulu saya saya sependapat dgn saudara Absil Abdurrahman pada post pertama, talago biru terlalu rasional... tidak ada kejelasan ilmu yng di dapat dan kenapa harus mencari guru lain untuk mendapat kejelasan nya .. sementara hal tersebut bisa lansung di sampiakan oleh pak chan sendiri..
  • Muhammad Nisar ini adalah jawaban dari pak chan sendiri "kenapa harus mencari guru lain? karna saya tidak ingin murid saya hanya bergantung pada saya dan hanya percaya pada saya belum tentu itu benar, kalian harus cari kebenarannya dari orang lain supaya ilmu tersebut memang benar adanya," jawabanya masuk akal juga.. memang kita harus mencari pembuktian nya sendiri.. munkin karena itulah begitu banyak jawaban yg saya dapat dari satu pertanyaan yang saya tanyakan kepada senior atau pun pada guru yang 9.... dan saya punya pandangan dan pendapat saya sendiri....
  • Absil Abdurrahman Sabalunnyo ambo mintak maaf..tujuan ambo bukanlah untuak manguji..tapi mancari bukti..sebagai urang nan hidup di alam nyatako tantu ambo berhak melihat bukti, tapi bukti nan salamoko yo model yang ambo caritokan diawal tu..hanya dapek carito dari pelatih dan senior sarato urang tuo2 di kampuan. Alhamdulillah ambo sajak baraja silek yo dak ado pernah bacakak lai. walaupun sabalunnyo ampia tiok pakan pasati bacakak....itu dari segi pengajaran SABA dan manahan diri yang ambo dapek katiko baraja silek..Tapi kini2 ko sering kali hati ko batanyo2 maanyo bukti nyata dari gerak silek, karano silek adolah salah satu cara untuak mambela diri..dek ambo alaun pernah marasokan dan juo alun pernah menyaksikan sapai detik iko...kadang kalau ado urang nan batanyo dak ado bahan yang bisa ambo jadikan bukti ril...kalau ado Uda Muhammad Punyo pengalaman untuak bisa manjawab permasalahan ambo ko tolong lah di agaiah tau..dan postingan ambo ko yo dak bagarahdo serius 100 % dan indak pulo baso basi atau pun untuak manguji2 kapandaiaan urang....Dan ambo sabagai urang nan basikola yo butuh bukti...Silek bagi ambo Ibarat Tesis..dosen dak pernah manarimo tesis kalau dak ado dalil yang kuat, partamu punyo referensi, wawancara dan pembuktian di lapangan yang di namokan Riset..nah bukti yang bisa baru ambo dapekkkan sampai kini adolah carito..Kini ambo batanyo ka Uda Muhammad Apokah yesis ambo bisa ditarimo dak hanyo dengan mengandalkan carito,..??
  • Muhammad Nisar kalau buliah ambo batanyo dunsanak barapo lamo dlu baraja di talago biru dulu angkatan siapo? nan malatiah siapo?
  • Absil Abdurrahman Ambo angkatan partamo di Tarok Dipo yang malatiah Da Saf..setelah itu jo Apak Chan..ambo baraja di talago biru kiro2 5 tahun..
  • Muhammad Nisar oo.. da syaf tu pelatih ambo juo... tapi waktu di tarok bukak ambo lah barangkek karantau urang... mungkin lah banyak ambo nan ndak tau jo sanak lain salm kenal lah dlu.. ambo rang bukiktinggi juo rumah gaek di aua ateh...
  • Absil Abdurrahman Samo2 Uda Muhammad..salam kenal..
  • Muhammad Nisar yo lah.. kalau silek ko yo ndak bisa dibuktikan sakatiko. ibaraik ambo bapisau nan pisau ko yo ka diasah asah sajo dlu nan kapaguno alun lai... ado maso nyo mamakai pisau ko. samo jo silek mungkin nyo kadilatiah sajo dulu nan kabapakai untuak bacakak yo alun lai.. karano wak hiduik ndak dijaman dulu, ndak jaman baparang dahulu yo paralu bana.. picayo lah kalau silek tu iduik dalam diri awak nan pernah barajanyo, apo buktinyo... cubo bedakan jalan urang nan pandai silek jo nan indak pasilek, calaik duduak nyo dangakan intonasi suaro nyo.. alah pasti babeda jo nan indak pasilek. itu aratinyo kalau silek tu iduik dalam dirinyo.... kito butuh pengertian nan mandalam ttng silek ko..
    munngkin sakitu dlu..
  • Darma Yogi Ma'af bagi kami beladiri tidak untuk di perlihat kan
    tapi untuk jaga diri
    seperti guru kami sering bilang
    ILMU YG DI PAKAI SE ORANG PESILAT ADALAH ILMU PADI
    SAMAKIN BARISI SAMAKIN MARUNDUAK
    itulah kata yg masih kami pegang teguh
  • Absil Abdurrahman semua pernyataan dunsanak itu memang betul dan benar adanya..Tapi saya memintak kepada setiap dunsanak untuk berfikir logis..jangan sampai keluar dari pembahasan kita..pembahasan kita adalah APAKAH GERAKAN SILEK YANG KITA PELAJARI SELAMA INI SUDAH DAPAT KITA APLIKASIKAN DALAM PERTARUNGAN YANG NYATA ?? Dan pertanyaan ini bukan bertujuan untuk menghasud dunsanak untuk mencari lawan atau pun manggadang-gadang ataupun untuak sombong..tapi untuk membuktikan kepada diri kita masing2 apakah kita semua sudah betul2 belajar silat..sekali lagi tolong pahami pertanyaan2 yang saya posting..kita disini bukan untuk berdebat tapi untuk mencari bukti..dan tolong di pahami mencari bukti bukan berarti kita menyalahkan Silek yang sudah kita pelajari..jadikanlah silek itu pakaian kita tapi sebeluim memakainya periksa dulu munkin ada yang sobek atau yang tanggal jahitnya..agar ketika kita memakainya bisa melindungi kita dari terik panasnya matahari, menutup aurat kita dengan baik, dan ketika orang lain melihat mereka akan merasa senang.karena pakaian yang kita pakai betul telah menitupi tubuh kita dengan baik....Sakali lai Mohon maaf laia jo batin..
  • Bunda Tabir Nurhaida Effendi Dapat absil ,salah satu contoh nya kt dgn ikut pertandingan laga dsn replek dan silat kt banyak berpungsi.dan kalau luar dari pertandingan banyak senior senior mu punya pengalaman pribadi .
  • Alfianur Bachtiar batua ni,dri pernyataan dunsanak wak di ateh tu sbananyo beliau lah tau.ciri2 urg pasilek tu sjo tau baa..al sjo dak tau do ni...heee.mako susah batua dri pandapek uda jo uni kito...batua kato da epi ni,klu ado sanak tu wakatu pailah tampek guru wak tu da epi yg ado dbukik bisa mangecek panjang leba AMPEK MATO bia jaleh duduak pakaro yg dtanyokan bisa djawab.tp sanak wak tu dak ado wktu baa lai .tarimo sjolah msukan yg ado sakedarnyo yg kiro2 sasuai jo sanak sjo,itupun klu satuju,klu indak dak usah dikamukokan...susah dforum ko u guru,senior wak manjalehkan...baa nyo lai bisa kiro2 tu ni..hahahaaaaaa...klu dak pai karumah nak ni..xixixiii, sekian dan terima kasih ka guru jo senior2 wak..suhu jkt wak baa dak muncul2 do ni?bia ado masukan saketek..heee
  • Pincuran Rambun jan sanak samo kan silat taralak jonan lain....kl sanak lah paham bana jo silek taralak ndak munkin sanak batanyo sarupo itu....silek taralak ko nan laia maisi nan batin....kl sanak basuo lawan nan batiniah pasti ma ikuik...ndak bisa di pisah antaro lahiriah jo batiniyah ...
  • Pincuran Rambun ma'af sanak ambo baraja silek taralak dari taun 1998
  • Absil Abdurrahman Untuak Uda/dunsanak Pincuran Rambun..silahkan di isi biodatanyo1. Meng klik File di bagian kanan halaman grup
    2. klik dokumen dan ketik seperti contoh berikut
    a. Nama
    b. Negri Asal
    c. Alamat Sekarang
    d. Status atau pekerjaan
    e. Mulai latihan
    f . Sabuk
    g .Jabatan di TABIR
  • Absil Abdurrahman yo payah yo..untuak mencari buktiko apo lagi lewat FB.. TApi Jadilah tarimokasihlah ke ikut sertaan dunsanak sarato senior kasadonyo di Balai grup FB TABIR...tapi ado ciek..kalau buliah di pintak dek ambo jauah di nagari urang....dan juo palapeh tanyo ambo..baanyo kalau TABIR ado kan acara BAGALUIK nan subanak bagaluik sarupo laga lah istilahnyo tapi dengan jurus2 silek dan dengan aturan dak buliah menciderai atau pun melukai..komudian di Vidiokan....tapi bukan untuak di sebarkan..kirim ka ambo....dari sinan akan kito buktikan basamo2....Sakali lai Ambo mintak maaf banyak2..Ambo do'akan TABIR bisa berkembang lebih baik kedepannya..dan semoga Allah selalu memberi kito petunjuk dan Hidayah..
  • Pincuran Rambun ma'af...... dunsanak kan seorang pesilat....silah kan buktikan sendiri....musuah ndak di cari.... basuo indakan...tp kl di kaja juo angok taruah anyo...bunuah sampai mati....kok taimpik di impik maik...kok maimpik maimpik maik....
  • Absil Abdurrahman hahaha...justru ambo dak dapek mambuktikannyo..dek pangalaman alun sabara lai..ambo kan mamintak ka nan senior2..apak nan lai dakek raso ambo sarato senior nan lain2nyo.....kalau ambo membuktikan tantu ambo harus mancari lawan..dan lawan pantang dicari...See More
  • Iwan Hefrans assalamualaikum.w.w untuk saudara2 semuanya..melihat percakapan dari awal sampai kini antaro Adiak absil jo saudara2 yang lain, yo sangat menarik dan perlu pencerahan, kesimpulan yang ambo tarik bawasanya Absil sudah jd pelatih silek di nagari urang yaitu nagari mesir, tp dapek ujian dengan krisis kepercayaan diri.penyebabnya pernah di uji oleh urg arab dan hasilnya tidak sesuai dgn yg diharapkan. Ini pertanda buat Absil dulu sebelum berangkat kesana(mesir) absil belumlah mencukupi Syarat atau bekal ILMU lahir (FISIK yaitu seperti jurus2 pamungkas tangan kosong dan bersenjata, dan trik bertempur menghadapi perkelahian bebas minimal 1 lawan 8 orang) dan bathin (yg berhubungan dg pengalaman Rohani dlm ilmu silat seperti ilmu berma'rifat,atau sugesti utk mengasah dan menguatkan pikiran dan hati bersatu dgn kekuatan fisik). ini semua belumlah Absil lengkapi untuk Porsi dan Proposi di sana (mesir). Karna perlu di ingat kembali Tanah Arab dan sekitar itu adalah SUMBER ILMU DUNIA DAN SUMBER ILMU AKHIRAT. untk dunia Arab sebelum Islam datang (zaman Jahiliyah) terkenal keras dan brutal kafilah mana yg kuat merekalah yg menguasai pasar atau daerah2 perdagangan strategis. karena alamnya juga keras padang pasir dan gunung batu yg keras dan tandus. reaksi alam inilah yang membuat mental, fikiran dan fisik org arab itu menjadi keras dan kuat sehingga melahirkan orang2 kuat dan ahli membela diri dan kelompoknya. org inilah yg disebut PARA SINGA PADANG PASIR, Contoh Seperti Paman Rasullullah Hamzah, khalid bin walid, Amru bin Ash, Umar Bin khatab dan Ali Bin Abi Thalib dari angkatan Anak2 di zaman itu dan banyak lagi yg lainnya.. dari org2 inilah cikal bakal kekuatan pengembangan Islam keseluruh dunia dengan anak didik atau para prajurit mereka inilah islam berjaya di takuti dan di segani di seluruh Dunia Saat itu, contoh penaklukan hampir seluruh benua Afrika, Asia barat seperti Tanah persia dan sekitar,eropah selatan dan timur seperti Cardova Spanyol yg pernah islam berjaya dan kuat disana sekitar 500 th, lautan tengah, TURKI, SYIRIA. DLL. JADI INTINYA keterangan yg ABSIL minta dengan bahasa yg meledak-ledak di GROUP FB ini tidak cukup buat Absil, sebelum melengkapi seluruh Syarat dan penguasaan materi ilmu Lahir dan bathin, beserta pemahamannya dan pengalaman Actual Lapangan. PENYELESAIANYA. ABSIL HARUS BELAJAR LAGI, LATIHAN LAGI DAN MELENGKAPI SELURUH YG BELUM DI LENGKAPI. ini kalau Absil Mau Sukses seperti ALM. SYHEIKH AHMAD KHATIB MINANGKABAWI, dia ini ASLI PUTRA MINANG YANG JADI IMAM BESAR DIMASJIDIL HARAM MAKKAH ALMUKARRAMAH SEKALIAN JADI GURU BESAR PARA ULAMA SELURUH DUNIA DI ZAMANNYA. KIRA2 150 TH YANG SILAM. KARENA DIA BETUL2 MELENGKAPI ILMU DAN DISIFLIN ILMUNYA UNTUK MENCAPAI KEDUDUKANNYA ITU. Wass.
  • Rian Elfendra Assalam mualaikum.,,
    .
    .
    Maaf sabalun nyo,,
    sdikit wak kmentari dari dasar prtanyaan pak Absil.,
    ...See More
  • Suhu Malaweh Kalw nuruik ambo... Bukti nyato silek ko, katiko wak bsa menjaln silaturahmi n mengajak org lain ntk bersilatrahmi.
    Dan katiko wak bsa mengajak org lain ntk melakukan ibadah kpd yg kuasa terutama mengajak org lain ntk shalt.

    Kanapo ambo berpndt kyak gtu, karna silat itu SILATurahmi dan Silat itu Shalat, sejak kta thaharah(wudhu') kta sudah menggunakan gerakan shalat. Itu nurt ambo.
  • Mushelfhy Musni assslm wr wb,dunsanak nan dikatokan iwan tu bana adonyo dan tambahannyo kalau ditelusuri sejarah silek minang yo pakai pulo pado maso jayanyo Turky 3 urang panglima parang H mismin.H sumaniak jo H Piobang dan baliau ko jadi kumandan parang di situ dan baliau nan ba 3 ko lah nan mambuek sakolah militer nan partamo di indonesia yaitu di pesantren Parabek
  • Mushelfhy Musni dan untuk dunsanak kito absil,baliak dulu ka bkt untuk manambah ilmunyo tasarah nan lahia atau nan bathin ok..
  • Mushelfhy Musni Ado urang nan ingin mancubo cubo,ado nan mancaliak2 ado nan ingin man Tes dan iko baa Caronyo? sabanyo atau hanyo ingin tau sajo? sebab kalau ingin tau bana tantu mangaruak saabih2nyo dan mamasak sahabih bareh... memang agak tegas ambo sampaikan.Tarimo kasih
  • Iwan Hefrans setuju dengan uda ambo Da evi, kalau dapek Da Saf pelatih pertama Absil juga masuk dalam Forum Ko, agar bisa Review untuk pelajaran basamo ka awak sadonyo, karano salah satu indahnya Talago biru, yo harus ado masalah2 atau ujian2... tp yg bisa di ambiak Hikmah pelajarannyo.. karano setiap selesai suatu perkara/masalah, itu namanya naik tingkat lahir jo bhatin kearah yg lebih tinggi.
  • Absil Abdurrahman Subhanallah..Bismillah Masya Allah..Pagi2 dingin bukak FB setelah mambaco komen dari dunsanak kasadonyo yo angek hari jadinyo..makasuiknyo angek hati ambo...Untuak da Wan, Pak elfhy, Rian , Suhu..Ambo katokan iko jawaban nan subana jawaban....nampaknyo...See More
  • Absil Abdurrahman Kapado dunsanak kasadonyo mintak do'anyo, mudahan2 ALLah agiah rasaki dan bisa pulang sacapeknyo..ambo berniat akan pulang tanpa membawa agenda lain hanyo agenda kusus untuak manamui guru senior dan dunsanak2..
</div>